Senin, 13 Juni 2011

Pengalaman Perjalanan Menuju Tanah Misi

oleh Fr. Donatus
Frater Donatus dengan putra-putri Kenya
Tak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa saya akan bergabung dengan kongregasi ini dan dikirim menjadi misionaris. Dua tahun yang lalu ketika saya masih bertugas di Komunitas Kebraon Surabaya, saya didatangi oleh Frater Provinsial untuk menyampaikan rencana dewan tentang pengiriman misionaris ke Kenya. Beliau mengatakan melalui pertimbangan dan keputusan yang matang dewan mengutus Frater (Saya) ke tanah misi Kenya – Afrika. Saat itu juga saya dengan suara yang lantang menjawab ya saya bersedia, tanpa berpikir konsekuensi yang akan terjadi. Segala persiapan dan dukungan dari anggota komunitas membuat saya semakin mantap dengan keputusanku menuju tanah misi. Fr. Romanus dan saya akhirnya dikirim ke Jogjakarta untuk belajar bahasa Inggris selama 3 bulan dan dilanjutkan dengan kursus computer serta kursus lainya. Kurang lebih dua atau tiga bulan kami harus menunggu surat ijin kerja dari pemerintah Kenya.

Minggu, 12 Juni 2011

Serah Setia Seumur Hidup

Sabtu, 28 Mei 2011 merupakan hari istimewa bagi para Frater Kongregasi Frater Bunda Hati Kudus. Pada hari itu merupakan hari raya Bunda hati Kudus yang setiap tahun dirayakan pada hari Sabtu keempat dalam bulan Mei. Peringatan kali ini lebih istimewa lagi karena pada hari yang sama 5 orang Frater muda dengan langkah pasti menuju ke altar Tuhan mengikrarkan kaul untuk setia selamanya dalam Kongregasi Frater Bunda Hati Kudus.
Perayaan misa kaul kekal ini dilaksanakan di halaman tengah SMPK Frater, Maumere yang dipimpin oleh P. Wilhelmus Djulei Conterius, SVD, vikjen Keuskupan Maumere. Fr. Kanisius mewakili Pemimpin Umum Kongregasi menerima kaul dari 5 frater itu.

Selasa, 01 Februari 2011

Peziarahanku bersama Dia

(oleh Fr. Emanuel dalam rangka 40 tahun hidup membiara)
Empat puluh tahun sudah aku berjalan bersama dengan Dia dalam peziarahan hidupku sebagai seorang biarawan dalam Tarekat Bunda Hati Kudus. Aku akan dan terus berjalan bersama dengan Dia menuju ke tapal batas. Dan seluruh lika- liku hidupku akan menjadi suatu kenangan yang sangat bernilai setidaknya untuk pribadiku sendiri.
Dalam menjalani tahun-tahun peziarahanku, aku terkenang akan peristiwa empat puluh dua tahun yang lalu. Suatu sore yang mendung pada tanggal 6 Januari 1969 aku menghantar saudariku untuk masuk SPG Putri di Waibalun yang dikelolah oleh para Suster CIJ. Ketika kembali ke Larantuka tanpa sengaja aku mampir ke Biara BHK, St. Gabriel – Podor- Larantuka. Aku menekan bel biara. Kemudiam muncul seorang Frater. Dengan sopan dia menanyakan keperluanku. Dan aku menjawab,: Aku mau bertemu dengan Pimpinan Biara.” Aku disuruh menunggu.