Senin, 18 Oktober 2010

Pemindahan jasad 3 Frater dari Palembang

Kerangka jasad dari tiga Frater kita, fr. Loyola, fr. Antonio dan fr. Borgias telah digali kembali dan dibawa dari Palembang ke Malang pada tanggal 14 Oktober 2010. Rencana penggalian jasad ini sebelumnya telah dibicarakan antara para Provinsial yang anggota tarekatnya di makamkan di kompleks pemakaman Suster Charitas, Palembang. Bermula dari kebijakan para Suster Charitas untuk merenovasi dan menata ulang kompleks pemakaman yang telah penuh. Rencana itu kemudian disampaikan kepada para provincial lain, yaitu provincial Frater BHK, Romo SCJ, dan Suster HK. Selanjutnya rencana penggalian makam ini diangkat menjadi acara keuskupan Agung Palembang mengingat banyaknya makam yang harus digali serta para romo, suster dan frater yang dimakamkan disitu pernah berjasa untuk umat di wilayah keuskupan Palembang. Berbagai persiapan dimatangkan bersama antara pihak kongregasi masing-masing serta panitia dari keuskupan Agung Palembang.

Senin, 11 Oktober 2010

Penggunaan Sarana Canggih dan Gerakan Hati

oleh Fr. Kanisius

Prolog
Seorang frater sepuh telah bertahun-tahun menempati sebuah kamar di sudut biara tua. Apakah memang ia betah dan kerasan tinggal di sudut kamar biara tua itu?. Seorang pun tidak tahu, dan yang tahu cumalah dirinya dan Sang Maha Tahu. Ataukah memang ia harus di sudutkan dikamar Biara tua itu? Semuanya misteri dan misterius untuk ditelusuri dan diinvestigasi. Sejatinya, ia adalah sosok yang low profil dan humanis, moderat dan demokratis, bahkan tidak anti alat-alat modern. Namun keterpanggilan jiwanya dan ketergerakan hatinya, dengan santun menggunakan alat-alat modern sesuai dengan kebutuhan dan skala prioritas. Ia pun cermat, selektif dan cerdas untuk menggunakan sarana canggih hanya demi menunjang kinerjanya. Ia sangat merasa malu kalau melihat Laptop yang mutakhir itu, hanya merupakan pajangan di salah satu ruang kerja. Ia pun merasa prihatin dan pilu, kalau sarana canggih itu hanya dibuka untuk mendengarkan lagu-lagunya saja. Dan si pemiliknya, sembari bersenandung hanya mengekori lagu-lagu tersebut. Si Pemiliknya pun tidak pernah mengefektifkan alat canggih itu, sehingga menghasilkan konsep-konsep yang berguna bagi Kongregasi. Ia pun terharu dan sedih bahwa sarana yang canggih itu, hanyalah semacam “Show of Conceit” dan sekedar gaya demi memenuhi selera, keinginan bahkan untuk memuaskan nafsu memiliki dari sang pemiliknya. Dengan fenomena-fenomena yang terrekam seperti ini, tergeraklah hati Si frater sepuh; “Ahh! Kalau kondisinya begini terus…kaum hedonis sementara bergetayangan di dalam Biara tua ini”.

Minggu, 10 Oktober 2010

Kevin Malang Raya Bersukacita

Tanggal 10 Oktober 2010, sekitar 400 orang anggota Keluarga Vinsensian (KEVIN) se-Malang Raya memenuhi aula Agape, Bhakti Luhur jalan Dieng 40 Malang untuk mengikuti misa syukur dalam rangka memperingati 350 tahun wafat Santo Vinsensius de Paul dan Santa Louisa de Marilac. Peringatan ini menjadi puncak dan penutupan rangkaian acara selama setahun dalam rangka yubileum tersebut. Para anggota KEVIN yang hadir dalam acara ini adalah para Suster Puteri Kasih, Suster Alma, Frater dan Romo CM, Frater BHK, Awam SSV, SSA, dan para klien (anak asuh). Misa dimulai pukul 09.00 yang dipimpin oleh Romo Adi, CM dengan dua romo pendamping dan dimeriahkan oleh koor dari para frater dan suster. Romo Adi dalam khotbahnya menegaskan tentang peranan Santo Vinsensius dan Santa Louisa sebagai alat Tuhan dan diharapkan pula agar para anggota KEVIN meneladani semangat itu, yakni menjadi alat Tuhan mewartakan kabar gembira bagi saudara-saudara yang miskin dan berkekurangan. 
Sementara itu pada waktu yang sama, anak-anak asuh yang non-Katolik menyaksikan tayangan film yang menghibur khas anak-anak di salah satu ruangan di kompleks Bhakti Luhur. Seusai misa, semua peserta berkumpul di aula untuk bergembira bersama dalam aneka permainan yang diselingi dengan pemberian door prise bagi yang beruntung. Acara ditutup dengan santap siang bersama dan pembagian kenang-kenangan sederhana.

Rabu, 06 Oktober 2010

7 Oktober, Peringatan Maria Ratu Rosario

Pada tanggal 7 Oktober 1571 terjadi suatu pertempuran armada laut yang dahsyat di Laut Tengah, dekat pantai Yunani. Tempat itu disebut Lepanto. Turki memiliki angkatan laut yang paling kuat di bawah pimpinan Halifasha. Sebelum pertempuran ini, Turki telah menyerang semua pelabuhan Katolik di Eropa. Paus Pius V yang pada waktu itu duduk di Tahta St. Petrus di Roma menyerukan supaya semua orang Katolik di Eropa bersatu dan bertahan terhadap serangan armada Halifasha. Kemudian Paus menunjuk Don Yuan dari Austria menjadi komandan armada gabungan Eropa yang akan menghadapi armada Turki.
Don Yuan terkenal memiliki devosi yang sangat kuat kepada Bunda Maria. Ketika tentara Katolik naik ke kapal untuk diberangkatkan ke medan perang, mereka masing-masing diberi rosario di tangan kanan, sementara tangan kiri mereka memegang senjata. Paus yang menyadari aramada ini tidak ada artinya dibandingkan dengan armada Turki yang jumlahnya tiga kali lipat, meminta agar seluruh penduduk Eropa berdoa rosario. Di mana-mana orang berdoa rosario selama 24 jam terus-menerus.
7 Oktober 1571 pukul 11.30 kedua armada itu mulai bertempur dengan dahsyat hingga baru berakhir keesokan harinya pukul 5.30 sore. Mukjizat terjadi di sana. Ketika pertempuran sedang berlangsung sengit, tiba-tiba angin berubah arah sehingga menguntungkan pihak armada Katolik. Armada Turki berhasil dikalahkan. Halifasha mati terbunuh. Karena kemenangan rosario ini, maka tanggal 7 Oktober ditetapkan sebagai Hari Raya Rosario.(berbagai sumber).

Selasa, 05 Oktober 2010

Wawancara Dengan Tuhan

(Terjemahan bebas dari: An Interview With God)

Aku bermimpi bahwa aku wawancara dengan Tuhan.

"Jadi, Anda ingin untuk mewawancarai saya?" tanya Tuhan.

"Jika Anda punya waktu," kataku.

TUHAN tersenyum. "Waktu saya adalah kekekalan ... apa pertanyaan yang Anda miliki untuk saya?"

"Apa yang paling menarik bagi Anda tentang manusia?"

TUHAN menjawab ...

"Bahwa mereka bosan dengan masa kanak-kanak, bahwa mereka terburu-buru untuk tumbuh, dan kemudian ingin menjadi anak-anak lagi."

"Bahwa mereka kehilangan kesehatan demi menghasilkan uang ... dan kemudian kehilangan uang untuk memulihkan kesehatan mereka."

"Dengan berpikir cemas tentang masa depan, mereka melupakan masa kini, sehingga mereka tidak hidup di masa kini maupun masa depan."

"Bahwa mereka hidup seolah-olah mereka tidak akan pernah mati, dan mati seolah-olah mereka belum pernah hidup."

Tangan TUHAN menyentuh saya ... dan kami diam selama beberapa saat.

Dan kemudian saya bertanya, "Sebagai orang tua, apa pelajaran hidup yang Anda inginkan anak-anak belajar?"

TUHAN menjawab, "Untuk belajar mereka tidak bisa membuat orang mencintai mereka. Yang bisa mereka lakukan adalah membiarkan diri mereka dicintai.."

"Untuk belajar bahwa tidak baik membandingkan diri dengan orang lain."

"Untuk belajar memaafkan dengan mempraktekkan pengampunan."

"Untuk belajar bahwa hanya membutuhkan waktu beberapa detik untuk membuka luka mendalam pada orang yang mereka cinta, dan memakan waktu bertahun-tahun untuk menyembuhkan luka itu."

"Untuk belajar bahwa orang kaya bukanlah orang yang memiliki paling banyak, tetapi orang yang membutuhkan paling sedikit."

"Untuk belajar bahwa ada orang yang mengasihi mereka, tetapi hanya belum tahu bagaimana mengungkapkan atau menunjukkan perasaan mereka."

"Untuk belajar bahwa dua orang dapat melihat hal yang sama, dan melihatnya secara berbeda."

"Untuk belajar bahwa tidaklah cukup mereka memaafkan satu sama lain, tetapi mereka juga harus memaafkan diri mereka sendiri."

"Terima kasih untuk waktu Anda," kata saya dengan rendah hati.

"Apakah ada hal lain yang Anda ingin tahu?"

TUHAN tersenyum, dan berkata ... "Hanya tahu bahwa saya di sini." "Selalu."


Senin, 04 Oktober 2010

Maria Prototipe Iman Kita

Oleh Fr. Patricius BHK
ILUSTRASI
Bunda Hati Kudus
Pada suatu kesempatan pertemuan pendalaman iman, seorang ibu yang menikah pada umur 16 tahun pernah bernostalgia begini. Dulu, waktu saya mengandung anak pertama, hidup saya amat menderita. Sewaktu melahirkannya, saya mempertaruhkan nyawa, antara mati atau hidup. Cukup lama saya pingsan dan tak sadarkan diri. Anggota keluarga dan tetangga – tetangga dekatku turut merasakan penderitaan itu. Banyak di antara mereka yang menangis, karena prihatin dengan kondisi kesehatan saya yang sudah tak punya harapan lagi untuk hidup. Berbeda dengan anak yang kedua. Sewaktu mengandung, kondisi kesehatan saya cukup baik, sehingga sewaktu melahirkannya semua berjalan lancar dan aman.
Kedua pengalaman ini ternyata menunjukan nasib dan masa depan mereka berdua. Anak pertama yang begitu susah dan merepotkan orang tua sewaktu mengandung dan melahirkan, ternyata setelah dewasa, kepribadiannya sangat baik dan ia mempunyai perhatian terhadap orang tua. Kami sangat bangga dengan kehadirannya. Sedangkan anak yang kedua, justeru sebaliknya. Ia suka melawan perintah orang tua, keras kepala, mabuk – mabukan, sering

Minggu, 03 Oktober 2010

Pendidikan Tanggung Jawab Siapa?

Oleh Fr. M.Yoh. Berchmans, BHK

Pendahuluan
Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang mulia diantara setiap ciptaan, lantaran manusia dikarunia AKAL BUDI yang membedakannya dengan binatang walau manusia disebut sebagai animal rational. Berkat akal budinya manusia dapat membedakan mana yang baik yang harus dilakukan dan mana yang tidak baik yang tidak perlu dilakukan. Dengan dikaruniai akal budi secara khusus oleh Allah, maka sesungguhnya Allah memiliki rencana khusus untuk manusia agar manusia dapat memgembangkan pertama-tama dirinya sendiri, baru kemudian sesamanya. Disisi lain manusia juga diberi kuasa untuk menguasai alam semesta serta isinya berkat TALENTA atau kemampuan yang diterimanya dari Allah. Talenta harus dikembangkan, diberdayakan oleh setiap manusia, sebab pada saatnya Allah akan meminta pertanggungjawaban dari setiap pribadi tentang talenta yang dipercayakan kepadanya.

Dengan demikian, sesungguhnya pendidikan “mengembangkan talenta” pertama-tama tanggungjawab diri pribadi, lalu tanggungjawab bersama, masyarakat, pemerintah. Dari sini terlihat bahwa ada tiga ranah jalur pendidikan yaitu pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sedangkan jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. Jalur, jenjang, dan jenis pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat.