Minggu, 19 September 2010

MARI BERKISAH TENTANG YESUS (SAGKI 2010)

Oleh Romo Agus Alfons Duka SVD Beberapa minggu belakangan ini, umat katolik seluruh Indonesia akan mendaraskan doa Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia pada kesempatan misa hari minggu, perayaan ekaristi harian dan melalui doa-doa lingkungan. Kegiatan ini menjadi suatu informasi awal kepada kita semua tentang Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) yang rencananya akan diselenggarakan pada 1 –5 November 2010 di Wisma Kinasih Caringin, Bogor, Jawa Barat. Pertemuan ini lazim dibuat lima tahun sekali. Tahun sebelumnya diselenggarakan pada tahun 2000 dan tahun 2005. Biasanya setiap pertemuan merefleksikan sebuah tema yang berkaitan dengan kehidupan menggereja dan karya perutusan orang Katolik di Indonesia. Tema-tema pertemuan itu dipilih oleh para Uskup seluruh Indonesia, lalu digodok oleh panitia khusus yang diangkat oleh para Uskup dengan tugas mempersiapkan segala sesuatu yang mungkin demi terlaksananya Sidang Agung ini.
Berdasarkan berbagai pertimbangan tentang situasi dan realitas bangsa Indonesia sekarang ini, para Uskup Indonesia memutuskan agar selama lima hari sidang akbar ini, umat Katolik akan merefleksikan tema umum ‘Dia datang agar semua memperoleh hidup dalam kelimpahan (bdk. Yoh. 10.10). Jadi sentra perayaan kita adalah pribadi Yesus Kristus (Hidup dan Karya-Nya) dalam konteks Indonesia. Dan karena konteks dan realitas Indonesia itu sangat beragam maka, para Uskup memilih tiga realitas bermasyarakat yang perlu diberikan perhatian istimewa yang sekaligus dijadikan tiga tema.
Pertama: Mengenali wajah Yesus dalam keberagaman budaya di Indonesia (kehidupan sosio-budaya).
Kedua: Mengenali wajah Yesus dalam dialog dengan agama dan kepercayaan lain (kehidupan sosio-religius).
Ketiga: Mengenali wajah Yesus dalam dialog dengan kaum marjinal dan terabaikan (kehidupan sosio-ekonomi).
Menuturkan dan Mendengarkan Kisah
Kalau sidang-sidang sebelumnya lebih menekankan ulasan-ulasan ilmiah tentang tema, maka untuk tahun 2010 ini proses dan jalannya sidang agung lebih menekankan narasi (cerita). Tidak ada makalah, tidak ada diskusi ilmiah, tidak ada tanya jawab. Yang ada adalahbercerita dan mendengarkan cerita. Tentu bukan cerita-cerita dongeng. Tetapi tentang pengalaman imannya sebagai orang katolik dalam kehidupan bermasyarakat Indonesia dalam kaitannya dengan kebudayaan lain, agama dan kepercayaan lain dan kaum marjinal. Prinsip ceritanya diambil dari 1 Yoh.1:3 ‘Apa yang kami lihat dan kami dengar dan kami alami, itulah yang kami ceritakan kepadamu supaya suka cita kita menjadi sempurna’. Panitia SAGKI akan memberikan panduan supaya para utusan keuskupan yang akan ke Bogor sudah dibekali dengan pemahaman yang sama tentang apa yang akan diceritakan dan bagaimana menceritakannya. Pasti ada yang bertanya-tanya … kok cerita ya … Malah ada yang mempertanyakan kualitas pertemuan kalau para utusannya datang untuk bercerita… Memang ada kesan demikian, tetapi kalau kita lihat cara Yesus mewartakan kerajaan Allah, justru kualitas kerajaan Allah itu bertahan hingga sekarang karena metode ceritalah yang dipakai-Nya. Dengan bercerita, orang mengikuti alur, mengingat tokoh, mengetahui peran, membayangkan latar dan suasana, memahami maksud, terketuk hatinya, dan pada akhirnya membangkitkan niat (langkah-langkah aksi). Jarang sekali Yesus membuat definisi tentang ajaran-Nya. Saya membayangkan seandainya pada jaman dahulu Yesus mewartakan kerajaan Allah dengan definisi, pasti Kekristenan tidak seperti sekarang ini. Mungkin yang ada hanya kumpulan-kumpulan teori dan definisi yang bisa dipatahkan dengan teori-teori baru zaman sekarang.
Beberapa teolog dan misiolog akan diminta untuk menyimak secara saksama narasi para peserta lalu memberikan refleksinya dengan berpedoman pada ajaran gereja dan Kitab Suci. Dari kesimpulan dan rangkuman itu kita pada akhirnya akan paham dan mengetahui sudah sejauh mana Yesus yang kita imani itu mempengaruhi hidup dan perutusan kita di bumi Indonesia sekaligus merevitalisasi (menjadi dorongan bagi kita) untuk terus melaksanakan tugas perutusan Yesus yang diembankan kepada kita sebagai orang katolik.
SAGKI adalah perayaan semua umat katolik Indonesia
Yang akan mengikuti SAGKI di Bogor adalah para utusan dari semua keuskupan di Indonesia. Setiap keuskupan akan mengirim enam hingga sepuluh orang disertai uskupnya. Diharapkan agar para utusan itu sungguh-sungguh mewakili semua umat katolik di keuskupannya. Bagi yang tidak datang ke Bogor akan tetap merayakan SAGKI di keuskupannya (parokinya). Hal ini bisa dilaksanakan lewat ekaristi, doa-doa, dukungan moral, dan sumbangan keuangan yang disampaikan lewat kolekte kedua pada hari minggu yang ditentukan oleh keuskupan sendiri. Jadi tanggal 1–5 November 2010 merupakan gerakan bersama dan perayaan seluruh umat katolik di Indonesia secara serempak, baik di Bogor maupun di Paroki-paroki di seluruh Indonesia. Roh Kudus yang menjadi ilham dan penuntun pertemuan di Bogor juga akan menjadi ilham dan penuntun semua orang katolik pada hari-hari SAGKI. Kita berharap pertemuan umat katolik ini sungguh-sungguh memberikan semangat (spirit) baru bagi kita semua untuk tetap bersemangat memberitakan kabar gembira Yesus Kristus dimana saja dan kapan saja.
Penulis adalah Ketua Umum Panitia SAGKI 2010
(sumber: Tabloid Rohani JUBILEUM, edisi 126 Tahun XI September 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar